Selasa, 17 April 2012

catatan harian


Rabu, 18 april 2012

Aku ingin menjadikanmu seperti dulu,
Dekat yang tak perlu lagi diragukan, bagaimana hati kita bertemu dan berbincang.
Sebenarnya aku ingin lagi seperti dulu, bersama kita dalam segala penghambaan, dan tujuan yang jelas tentang bagaimana puisi itu tercipta, dan kepada apa kita persembahkan.
Kemana engkau yang dulu? Dan kemana pula aku yang dulu? Mengapa kita menjadi pertikel yang sudah hilang bentuk? Padahal kita sama – sama hidup untuk mengagungkan cinta.

Kepada sesosok yang kucinta, namun tak sanggup aku untuk meminta cintanya, sedangkan ia sudah hendak berlalu. Nampaknya aku sudah harus siapkan lagi untuk rasa kehilangan. Duhai, kemana hendak jiwa berpenopang? Sedang di sekeliling telah mengumbar semua kesakitan. Ya Tuhan, bagaimana pedih ini kemudian tercipta setelah dekat kemudian menjauh darinya. Ya Tuhan, betapa rasa ini semakin indah, namun juga menyisipkan derita berkepanjangan. Benarlah cinta yang terlalu berpengharapan, maka luka – luka yang tiada berpenentram menjadikan hati ini bisu untuk sekedar kembali merangkaikan definisi rasa yang sebenarnya ada.

Duhai, sesosok, duhai seesorang, entah dengan sebutan apa lagi aku memanggilmu? Aku menyudutkan rasa tapi tak mampu. Saat berhadapan, maka hanya diam. Saat dekat, maka hanya sejenak terobati, untuk kemudian kembali lagi. Pedih. Sebagai nuansa yang tak tertandingi untuk kemahaan cinta yang mungki belum tepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERIMAKASIH TELAH SINGGAH

Perjalanan hidup manusia berputar seperti roda. Suatu saat akan berhenti, bila telah tiba di tujuan. Namun, adakalanya roda itupun berhenti karena hambatan. Hidup beserta masalah adalah lumrah. Memang demikian adanya. Hidup tanpa masalah mungkin juga ada. Akan tetapi, itulah masalahnya, mengapa bisa tidak ada masalah? Normalkah?

Maka kembali pada bagaimana kita menyikapi. Terbelit dalam kerumitan, pikirkanlah solusi; bukan kesulitannya. Karena hal ini akan menjelma beban.

Serahkan pada sang Penguasa semesta, karena Allah swt maha berkehendak. Entah bagaimana penyelesaiannya, terkadang tak pernah sedikitpun terbayang dalam pikiran. Lantas untuk apa lagi ragu? Bila tak sanggup membina diri, bersama iman dan taqwa padaNya, tunggulah kebinasaan itu dari jalan yang tak disangka -sangka.




Yang Akan Dibanggakan

Yang Akan Dibanggakan
Menara Siger Lampung