Senin, 19 September 2011

Untuk Sebuah Esok 2

Kukecup sejenak cahaya redup sudut langit/ Ada engkau beranjak, dalam dekap yang tak sampai/ Memasung asa, para perindu/ Kemana setelah ini kau bingkiskan senyum?/ Sedang untukku, telah usai// Rela mengenang/ Kedatanganmu, untuk masa setelahmu/ Sampai kau datang kembali/ Di suatu ketika// Merayu, untuk tetap kuikuti/ Dan aku, entahlah menjadi apa.// Bandarlampung, 20 agustus 2011 Dipublikasikan: @ radio: 101,1 FM, sajada edisi 20 agustus 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERIMAKASIH TELAH SINGGAH

Perjalanan hidup manusia berputar seperti roda. Suatu saat akan berhenti, bila telah tiba di tujuan. Namun, adakalanya roda itupun berhenti karena hambatan. Hidup beserta masalah adalah lumrah. Memang demikian adanya. Hidup tanpa masalah mungkin juga ada. Akan tetapi, itulah masalahnya, mengapa bisa tidak ada masalah? Normalkah?

Maka kembali pada bagaimana kita menyikapi. Terbelit dalam kerumitan, pikirkanlah solusi; bukan kesulitannya. Karena hal ini akan menjelma beban.

Serahkan pada sang Penguasa semesta, karena Allah swt maha berkehendak. Entah bagaimana penyelesaiannya, terkadang tak pernah sedikitpun terbayang dalam pikiran. Lantas untuk apa lagi ragu? Bila tak sanggup membina diri, bersama iman dan taqwa padaNya, tunggulah kebinasaan itu dari jalan yang tak disangka -sangka.




Yang Akan Dibanggakan

Yang Akan Dibanggakan
Menara Siger Lampung