Selasa, 17 Oktober 2017

Karate Girl





Karate Girl adalah film jepang yang mengisahkan tentang seorang pelatih, Kurenai Shoziro Kurobi yang memiliki inovasi terhadap teknik beladiri. Ia mengandalkan pertahanan serta serangan kaki. Kuda - kuda yang kokoh. Bukan menyerang lawan, namun bertahan dari serangan. Pada waktu yang tepat, serangan dilakukan menggunakan tendangan. Akan tetapi, teknik ini menjadi hilang sebelum sempat dipopulerkan. Adik dari pelatih sendirilah, yang menghancurkannya. Ia tidak ingin teknik karate terbaru tersebar luas. Ia hanya ingin tekniknya sendiri yang menguasai seni beladiri di Jepang.

Sang pelatih dibunuh oleh adiknya. Begitu juga dengan kedua anak perempuan beliau yang masih kecil, Ayaka dan Natsuki pun mendapatkan serangan. Natsuki diculik. Ayaka, sang kakak ketika tersadar, mendapati Sang Ayah telah sekarat dan akhirnya menyaksikan kematian ayahnya. 

Beberapa tahun kemudian, Ayaka telah remaja. Teknik karate Kurenai telah diwariskan kepada Ayaka. Ia tetap berlatih karate. Untuk menjaga diri, dan tidak memperlihatkan di depan umum. Suatu hari, saat ia tengah bekerja paruh waktu di bioskop, ada seorang wanita yang dicopet. Dengan sigap, Ayaka menghentikan aksi pencopet. Tentu dengan karatenya. Orang - orang berkerumun, takjub. Ada juga yang langsung memvideokan kelincahan Ayaka. Ternyata video ini sampai pula kepada Sang Paman, yang beberapa tahun silam membunuh Kurenai Shoziro Kurobi. 

Dari sini konflik mulai dimunculkan. Sang paman telah mempersiapkan Natsuki, sang adik untuk melawan Ayaka, kakaknya sendiri. Mereka dipertemukan untuk saling menghabisi. Namun, ikatan saudara tak bisa dilenyapkan. Ketika bertanding, melihat teknik kuda - kuda yang serupa, di antara mereka mulai menyadari bahwa mereka adalah kakak beradik yang telah lama dipisahkan. Keduanya dilingkupi rasa kebingungan. Natsuki harus menghabisi kakaknya, tentu sangatlah berat. Akhirnya Natsuki memilih melawan sang paman. Di tengah kekalahannya, Ayaka dipancing untuk menyelamatkan Natsuki dengan persyaratan menyerahkan sabuk Kurenai kepada pamannya. Demi menyelamatkan Natsuki, Ayaka menyanggupi. 

Di markas sang paman, mereka diserang. Tapi dengan teknik Kurenai, mereka berdua sanggup melumpuhkan para lawan. Sang paman kalah. Ayaka dan Natsuki berhasil mempertahankan sabuk hitam milik ayah mereka.

Cerita di film ini menarik. Tidak berbelit - belit. Permasalahannya fokus, pemecahannya juga tidak dibuat rumit. Kesederhanaan seorang Ayaka dengan teknik Kurenai yang dimiliki, tidak laju membuatnya sombong. Ketamakan pamannya, pada akhir cerita juga dibuat sesuai; bahwa yang jahat pada akhirnya hancur.

Bandarlampung, Oktober 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERIMAKASIH TELAH SINGGAH

Perjalanan hidup manusia berputar seperti roda. Suatu saat akan berhenti, bila telah tiba di tujuan. Namun, adakalanya roda itupun berhenti karena hambatan. Hidup beserta masalah adalah lumrah. Memang demikian adanya. Hidup tanpa masalah mungkin juga ada. Akan tetapi, itulah masalahnya, mengapa bisa tidak ada masalah? Normalkah?

Maka kembali pada bagaimana kita menyikapi. Terbelit dalam kerumitan, pikirkanlah solusi; bukan kesulitannya. Karena hal ini akan menjelma beban.

Serahkan pada sang Penguasa semesta, karena Allah swt maha berkehendak. Entah bagaimana penyelesaiannya, terkadang tak pernah sedikitpun terbayang dalam pikiran. Lantas untuk apa lagi ragu? Bila tak sanggup membina diri, bersama iman dan taqwa padaNya, tunggulah kebinasaan itu dari jalan yang tak disangka -sangka.




Yang Akan Dibanggakan

Yang Akan Dibanggakan
Menara Siger Lampung